Sistem operasi Chrome OS boleh saja diklaim sebagai pesaing terdekat Microsoft, namun itu terjadi di negara besar saja, dan bukan di Indonesia. Loh kenapa?
Sebab terkait dengan cara kerja yang dijalankan Chrome OS itu sendiri, yang membutuhkan internet untuk online agar bisa digunakan. Karena memang sistem operasi web ini lebih mengkedepankan cara kerja cloud computing, atau sistem yang berjalan di awan. Dan di Indonesia, infrastruktur untuk mendukung itu dirasa belum siap.
"Sistem operasi yang berbasis web seperti itu, saya rasa susah untuk diterapkan di Indonesia saat ini. Karena jaringan di Tanah Air yang belum kuat," terang Tony Seno Hartono National Technology Officer Microsoft Indonesia.
Dikatakan juga oleh Tony, pemakian listrik Indonesia yang sering mati-hidup, juga menjadi kendala yang menghambat untuk menerapkan sistem operasi ini. Karena memang, cloud computing menjadi menu utama OS ini.
Microsoft sendiri bukannya tidak mempunyai OS sejenis, melalui Gazelle, cara kerja ini mirip-mirip dengan Chrome OS besutan Google tersebut. Karena itu juga, kenapa Gazelle belum memperkenalkannya di Tanah Air.
"Asal tahu saja, OS Web seperti ini memang diberikan gratis. Tapi sejujurnya tidak, sebab dalam menjalankannya membutuhkan komunikasi data, dan itu juga bayar. Kalau datanya besar, maka biaya yang dikeluarkan banyak," jelasnya.
Kendati demikian, Tony menjamin kalau Gazelle bisa saja diterapkan di Indonesia, tetapi di tempat tertentu yang mempunyai jaringan broadband yang kuat. (okezone)
Terima kasih telah membaca artikel tentang
di blog Segudang Informasi jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.