Kalah Dari Facebook, Friendster 'Jual Diri'
Salah satu jejaring sosial tertua, Friendster, berencana untuk menjual sebagian besar sahamnya. Menurut Bank investasi Morgan Stanley, Friendster sedang mencari pembeli yang berasal dari Asia.
Jika Facebook sedang mengalami popularitas, lain halnya dengan situs jejaring social Friendster, yang juga sempat populer di Asia, terutama di Indonesia. Friendster, situs jejaring social tertua, kini sedang mencari pembeli dan meminta penanam modal investasi Morgan Stanley, untuk menemukan perusahaan yang tertarik untuk mengakuisisi perusahaan tersebut secara keseluruhan atau membeli sebagian asetnya. Menurut dokumen eksklusif Juli 2009 dari TechCrunch, sepertinya Morgan Stanley akan menjual Friendster di area Asia, dengan mempertimbangkan basis popularitas Friendster sebanyak 75 persen account yang teregistrasi berada di regional Asia Pasific.
Dalam dokumen tersebut, muncul fakta bahwa banyak pembeli yang tertarik dengan Friendster, karena Friendster mengklaim bahwa lebih dari 100 juta user secara global telah teregistrasi dan situs tersebut memegang kendali jejaring social di area Asia Pacific, termasuk di negara Singapura, Indonesia, Malaysia, dan Filipina (SIMP). Fakta tersebut juga menyebutkan bahwa Friendster memiliki 100,000 user baru dan 500 juta halaman view per harinya, membuatnya menjadi 20 website global terbaik berdasarkan trafik user. Selain itu, juga disebutkan bahwa Friendster memiliki 105 headcount pegawai yang tersebar di jaringan global seperti di negara Australia, United States, Filipina, dan Singapore.
Menurut dokumen yang sama, disebutkan bahwa Friendster memiliki nilai $210 juta, sedangkan Facebook memilki value sekitar $10 miliar. Selain itu, menurut ComScore, Friendster di bulan Mei 2009 lalu, mengalami penurunan 45 persen jumlah pengunjung unik hingga mencapai 21 juta (dengan mengambil perbedaan antara user aktif an hanya teregistrasi), daripada tahun lalu di bulan yang sama. Dengan statistic yang sedemikian rupa buruknya, tidak heran jika Friendster dan investornya kemudian ‘mengeluarkan’ investasinya di Friendster.